Electronic Resource
Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Gondanglegi Dalam Menyelesaikan Masalah Perbandingan Berdasarkan Teori Pirie-Kieren
Pemahaman konsep matematika menjadi dasar untuk siswa dalam belajar matematika
secara bermakna. Berdasarkan hasil observasi yang diakukan oleh peneliti, menunjukkan
bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa kelas VII masih rendah terutama dalam
menyelesaikan soal perbandingan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
tingkat kemampuan pemahaman konsep siswa berdasarkan teori Pirie-Kieren. Teori PirieKieren dapat mendeskripsikan sampai pada tingkat mana kemampuan pemahaman konsep
siswa. Lapisan pemahaman dalam Teori Pirie-Kieren dimulai dari primitive knowing,
image making, image having, property noticing, formalizing, observing, structuring, dan
inventising.
Pendekatan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian
deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Gondanglegi
sebanyak 22 siswa, kemudian diambil 2 siswa berkemampuan rendah, 2 siswa
berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan tinggi. Pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan tes tulis, wawancara, dan observasi. Data dianalisis dengan tahap
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan
triangulasi teknik.
Dapat disimpulkan bahwa siswa dengan kemampuan pemahaman konsep rendah
masih kurang dalam menyelesaikan soal perbandingan yang sudah dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari, siswa dengan kemampuan pemahaman konsep rendah masih kurang
saat pengaplikasian ke dalam bentuk matematika, sehingga siswa dengan kemampuan
pemahaman konsep rendah masih berada pada lapisan Image Having. Untuk siswa dengan
kemampuan pemahaman konsep sedang mampu memahami konsep, membuat penyelesian
dan mampu dalam mengkaitkan antar konsep matematika dalam menyelesaikan soal yang
diberikan walaupun belum semuanya, oleh karena itu siswa kategori sedang sudah berada
pada lapisan Observing. Sedangkan untuk siswa dengan kemampuan pemahaman konsep
tinggi, satu siswa masih berada pada lapisan Sturcturing dan satu siswa dengan kemampuan
pemahaman konsep tinggi lainnya sudah berada pada lapisan paling luar yaitu Inventising,
siswa dengan kemampuan pemahaman konsep tinggi mampu memenuhi semua indikator
kemampuan pemahaman konsep yang ada, hanya saja siswa dengan kemampuan
pemahaman konsep tinggi kurang teliti dengan hitungannya dan siswa dengan kemampuan
pemahaman konsep tinggi mempunyai kemampuan pemahaman konsep yang lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang berkemampuan rendah dan sedang. Adapun perbedaan
antara siswa dengan kemampuan pemahaman konsep sedang dan tinggi yaitu mengalami
folding back, folding back terjadi ketika siswa melengkapi pemahamannya yang kurang
pada level tertentu dalam teori Pirie-Kieren. Diharapkan guru dapat mempertimbangkan
hasil penelitian ini untuk menjadi acuan untuk menerapkan model atau metode
pembelajaran agar dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
| SB00564S | KKI 510 ROC a/s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain