Electronic Resource
Pengembangan Inventori Kecemasan Akademik Untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kota Malang
Kecemasan akademik adalah suatu pikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang berisikan ketakutan akan sesuatu ancaman bahaya tanpa sebab khusus, sehingga mengakibatkan terganggunya suatu sistem dalam pemikiran dan terganggunya respon fisik serta perilaku dalam melaksanakan tugas serta aktivitas yang berhubungan dengan aktivitas akademik. Inventori kecemasan akademik merupakan alat untuk mengukur aspek psikologis, kognitif, somatic dan motorik dalam perkembangan akademik.
Tujuan pengembangan ini menghasilkan inventori kecemasan akademik siswa SMP Negeri Kota Malang yang memenuhi syarat validitas dan juga reliabilitas yang baik sehingga dapat digunakan untuk konselor di sekolah mengetahui tingkat kecemasan siswa SMP Negeri di Kota Malang.
Prosedur pengembangn inventori kecemasan akademik ini berdasarkan prosedur pengebamgan Brog and Gall. Populasi penelitiannya adalah siswa SMP Negeri Kota Malang yang berusia 12-15 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan Cluster Random Sampling yang terpilih adalah 3 sekolah yaitu SMPN 8 Malang, SMPN 2 Malang, SMPN 10 Malang dengan jumlah keseluruhan 322 siswa. Teknik analisis yang digunakan untuk menghitung validitas dan reliabilitas menggunakan teknik analisis Cronbach Alpha, analis validitas dan reliabilitas, analisis normalitas, analisis faktor
Hasil analisis pengembangan ini menghasilkan inventori kecemasan akademik untuk siswa SMP Negeri di Kota Malang yang terdiri dari 27 item pernyataan yang dinyatakan valid dan memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,884 yang berarti bahwa inventori yang dikembangkan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Untuk analisis faktor inventori kecemasan akademik memiliki 8 faktor yang berkorelasi pada setiap tertentu yang menghasilkan inventori kecemasan akademik untuk Siswa Menegah Pertama di Kota Malang.
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu dapat mengembangkan inventori kecemasan akademik untuk siswa yang tingkatan berbeda dengan penelitian ini seperti di SD, SMA dan SMK. Mengingat tingkat pengembangan, kematangan usia, dan proses belajar mengajar di SD, SMA dan SMK sangat berbeda dengan tingkatan di SMP. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan teori lain yang membahas mengenai kecemasan akademik agar siswa dapat lebih memahami secara mendalam mengenai kecemasan akademik yang dialaminya.
2132526/SB/2020 | KKI 371.4 FAJ p/s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain