Electronic Resource
Perkembangan Dan Corak Kegiatan Argoindustri Keripik Tempe Di Kelurahan Purwantoror Kecamatan Blimbing
Berdasarkan pada data UMKM Kota Malang, tempe menjadi salah satu sentra produk agroindustri yang paling berkembang di Kota Malang. Menjadi permasalahannya adalah Kota Malang tidak memiliki produksi tanaman pangan kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan corak agroindustri, keterkaitan (interaksi) spasial dan kontribusi kegiatan agroindustri.
Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif persentase dan tabulasi frekuensi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan keruangan. Tema analisis dalam pendekatan keruangan yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis interaksi keruangan (Spatial Interaction Analysis).
Penelitian ini menemukan hasil perkembangan dan corak kegiatan agroindustri adalah faktor potensi bahan baku dalam kegiatan agroindustri menggunakan 28-321 lonjor (1 lonjor 1 meter) perbulan, faktor potensi jasa distribusi dan jasa perdagangan menyalurkan hasil produksinya dengan 2 alur, faktor potensi infrastruktur transportasi menggunakan alat transportasi sepeda motor untuk menyalurkan hasil produksinya dan faktor potensi instutusi permodalan yang digunakan sekitar Rp.17.250.000 – Rp.31.500.000 perbulan. Keterkaitan (interaksi) spasial kegiatan agroindustri adalah lokasi asal bahan baku agroindustri tempe berada di kampung Sanan Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing, Pengrajin keripik tempe tidak membeli bahan baku tempe keluar dari kelurahan purwantoro karena tempat produksi tempe berlokasi di sanan kelurahan purwantoro. Tempat produksi berada dilokasi yang sama dengan lokasi asal bahan baku di kampung Sanan Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing. Lokasi produksi bahan baku agroindustri keripik tempe berada di lokasi yang sama dengan lokasi asal bahan baku. Bahan baku tempe juga diproduksi di kampung sanan kelurahan purwantoro kecamatan blimbing. hal ini dikarenakan untuk mempermudah pengrajin keripik tempe, pengrajin tempe dan kopersi penyuplai kedelai untuk melakukan interaksi. dan Kota Malang menjadi target utama tempat pemasaran karena jarak yang dekat tempat produksi keripik tempe. Kontribusi kegiatan agroindustri adalah menciptakan tenaga kerja yang merekrut tenaga kerja sebanyak 370 tenaga kerja dan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga sekitar Rp.250.000–Rp.400.000 perminggu serta keuntungan bagi pengusaha agroindustri tempe sekitar Rp.1.000.000 – Rp.6.750.000 perbulan.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas mengenai agroindustri tempe untuk perkembangan agroindustri tempe dan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi, pengetahuan dan referensi dalam penyusunan penelitian selanjutnya atau peneliti-penelitian sejenis.
2132168/PB/2020 | Dua p | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain