Electronic Resource
Analisis Gaya Bahasa Dalam Lirik Lagu Grup Band Dewa
Gaya bahasa adalah ciri khas penggunaan bahasa dari seorang penulis. Seperti yang dikatakan Keraf (2010: 113) gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa. Gaya bahasa merupakan cakupan dari stilistika. Stilistika sendiri adalah ilmu yang mempelajari tentang gaya bahasa. Penelitian ini membahas tentang gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan dalam lirik lagu grup band Dewa. Lirik lagu grup band Dewa yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah dua puluh lagu yang dipilih acak oleh peneliti. Lirik lagu merupakan karya sastra yang sejenis dengan puisi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Design yang digunakan adalah deskriptif. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan stilistika. Karena stilistika membahas tentang gaya bahasa. Data penelitian ini berupa gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan yang berasal dari dua puluh lirik lagu grup band Dewa. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Ada empat tahapan dalam teknik pengumpulan data. Sedangkan untuk teknik analisis data ada tiga tahap. Teknik keabsahan data dalam peneliti ini menggunakan triangulasi.
Hasil gaya bahasa retoris yang ada di penelitian ini adalah sebagai berikut : gaya bahasa aliterasi yang ditemukan dalam penelitian ini berjumlah tujuh gaya bahasa. Gaya bahasa asonansi dalam penelitian ini berjumlah dua puluh gaya bahasa. Gaya bahasa apostrof dalam penelitian ini berjumlah satu gaya bahasa. Gaya bahasa asindeton berjumlah tujuh belas gaya bahasa. Gaya bahasa polisindeton berjumlah lima belas gaya bahasa. Kemudian gaya bahasa eufimismus berjumlah dua gaya bahasa. Gaya bahasa perifrasis dalam penelitian ini berjumlah tiga gaya bahasa.
Sedangkan gaya bahasa erotesis berjumlah sembilan gaya bahasa. Gaya bahasa hiperbol berjumlah dua puluh gaya bahasa. Gaya bahasa oksimoron berjumlah empat belas gaya bahasa. Hasil gaya bahasa kiasan yang ada di penelitian ini adalah sebagai berikut : gaya bahasa simile yang ditemukan berjumlah tujuh gaya bahasa. Gaya bahasa personifikasi berjumlah tiga puluh sembilan gaya bahasa. Gaya bahasa alusi berjumlah dua gaya bahasa dan gaya bahasa metonimia berjumlag satu gaya bahasa. Gaya bahasa antonomasia berjumlah delapan gaya bahasa. Pada akhirnya peneliti memberi saran agar siswa bisa menggunakan gaya bahasa dalam belajar pelajaran bahasa Indonesia. Misalkan saat siswa membuat puisi atau karya sastra. Jika dalam karyanya disisipi dengan kata-kata yang mengandung gaya bahasa, pastinya hasilnya lebih bagus dan indah. Saran untuk guru agar bisa menggunakan gaya bahasa dalam proses belajar mengajar. Dalam percakapan saat belajar mengajar guru bisa mensisipi kata-kata yang mengandung gaya bahasa. Hal ini juga dapat membuat murid lebih bisa terbiasa dengan gaya bahasa. Peneliti juga menyarankan pada peneliti berikutnya agar bisa membahas tentang jenis-jenis gaya bahasa lainnya. Dalam penelitian kali ini, gaya bahasa yang ditinjau dari langsung dan tidaknya makna. Peneliti selanjutnya mungkin bisa membahas jenis-jenis gaya bahasa lainny
2117098/SB/2014 | KKI 410 GIV a/s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain