Text
Potensi Kejadian Bencana Longsor Lahan Di Kecamatan Dau Kabupaten Malang
Longsor lahan merupakan gerakan massa tanah, batuan, maupun vegetasi
dari lereng bagian atas ke bawah. Longsor lahan termasuk bencana alam yang
sering terjadi di perbukitan. Faktor penyebab longsor lahan meliputi curah hujan,
kemiringan lereng, jenis tanah, penggunaan lahan dan juga aktivitas manusia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis wilayah longsor lahan
sesuai dengan tingkat Potensi Bencana Longsor Lahan di Kecamatan Dau,
Kabupaten Malang.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan
survey pada lokasi terpilih. Penelitian memanfaatkan sistem SIG berupa proses
penskoran dan juga Overlay untuk menghasilkan peta potensi longsor lahan.
Survey lapangan menggunakan purposive random sampling. Variabel yang
digunakan adalah potensi longsor lahan dengan parameter curah hujan,
kemiringan lereng, jenis tanah, dan penggunaan lahan. Selain itu, parameter
penyebab longsor lahan yang didapatkan ketika survey lapangan yaitu aktivitas
manusia.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh klasifikasi potensi bencana longsor
lahan di Kecamatan Dau dibagi menjadi 5 yaitu potensi longsor lahan sangat
rendah mencakup 23,27% dengan luas wilayah 1788,35 Ha, potensi longsor lahan
rendah mencakup 37,66% dengan luas wilayah 2893,69 Ha, potensi longsor lahan
sedang mencakup 32,84% dengan luas wilayah 2523,42 Ha, potensi longsor lahan
tinggi mencakup 6,04% dengan luas wilayah 464,46 Ha, dan potensi longsor
lahan sangat tinggi mencakup 0,18% dengan luas wilayah 13,85 Ha. Potensi
longsor lahan sangat rendah, rendah, dan sedang lebih dominan tersebar di
Kecamatan Dau sedangkan potensi longsor lahan tinggi hingga sangat tinggi
mencakup wilayah kecil yang tersebar pada Desa Kucur, Petungsewu, Selorejo
dan Gadingkulon.
Longsor lahan di Kecamatan Dau umumnya berada pada lereng yang
curam dan sangat curam. Karakteristik longsoran berupa translasi dan rotasi.
Longsor lahan dominan disebabkan faktor utama yakni kemiringan lereng dan
penutup lahan yang kurang memantapkan agregat tanah. Selain itu, aktivitas
manusia menambah potensi longsor lahan semakin tinggi. Perlunya peran
pemerintah dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengurangi
longsor lahan serta perlunya kesadaran masyarakat dengan tidak hanya
memanfaatkan lahan tetapi juga harus menjaga lahan agar tetap lestari.
| SB00207S | KKI 910 SET p/s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain