Electronic Resource
Citra Tokoh Perempuan Jawa Dalam Novel Gadis Tangsi Karya Suparto Brata
Melalui karya sastra segala sesuatu dapat diungkapkan oleh pengarang baik kehidupan jasmani maupun rohani dan secara universal. Pada saat ini, banyak karya sastra yang mencerminkan budaya salah satunya adalah budaya Jawa. Akan tetapi, karya sastra tersebut tidak hanya berbicara masalah budaya, melainkan juga tentang perjuangan hidup seorang perempuan. Perempuan Jawa adalah orang yang mempunyai karakter yang lemah lembut, segala gerak-gerik perempuan Jawa digambarkan sungguh sangat feminim. Di sisi lain, selalu orang beranggapan bahwa perempuan Jawa adalah pribadi yang lemah dan tergantung pada laki-laki. Padahal sesungguhnya perempuan Jawa tidaklah demikian, mereka dapat bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya serta menjaga hubungan antarsesama dan lingkungannya. Dalam budaya Jawa, banyak istilah-istilah yang mendudukkan posisi perempuan lebih rendah dari pada laki-laki. Istilah-istilah itu sudah tertanam dalam hati masyarakat, sehingga dimaklumi dan diterima begitu saja, perempuan adalah pengelola urusan rumah tangga, misalnya urusan anak, memasak, dan mencuci. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Citra tokoh perempuan Jawa dalam Novel Gadis Tangsi karya Suparto Brata. Sejalan dengan itu, ada dua pokok yang dibahas dalam penelitian ini yaitu: (1) Citra diri tokoh perempuan Jawa, dan (2) Citra peran sosial tokoh perempuan Jawa.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Bentuk data ata dalam penelitian ini adalah berupa kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf dari kutipan cerita yang mengandung Citra tokoh perempuan Jawa dalam novel Gadis Tangsi karya Suparto Brata. Data penelitian diklasifikasikan ke dalam dua macam: (1) Citra diri tokoh Perempuan Jawa, (2) Citra peran sosial tokoh perempuan Jawa. Instrumen kunci dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu dengan tabel penjaring data. Untuk mengumpulkan data digunakan teknik Pustaka dengan menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Analisis data dilakukan dengan cara menafsirkan data dengan hermeneutika. Kegiatan analisis data dimulai dari pembacaan secara kritis-kreatif terhadap sumber data, identifikasi data, penyajian data, penafsiran data secara hermeneutika, dan penyimpulan data.
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut, pertama, citra diri tokoh perempuan Jawa dalam Novel Gadis Tangsi karya Suparto Brata ini menunjukkan bahwa perempuan Jawa ingin mengharapkan wahyu, yaitu dengan cara seorang perempuan Jawa meningkatkan martabat keturunannya untuk mendapatkan bibit dari lelaki bangsawan yang lebih tinggi derajatnya, serta sikap batin yang tepat yaitu Nrima, Nrima dalam keadaan kecewa dan dalam keadaan sulit seseorang tetap bereaksi secara rasional, tidak ambruk, tidak menentang secara percuma dan mempunyai etika yang baik sebagai perempuan Jawa dalam menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Jawa. Kedua, Peran sosial tokoh perempuan dalam keluarga dan masyarakat yang terdiri dari peran sebagai ibu, istri dan anak. Dengan demikian, Novel Gadis Tangsi menyumbangkan pemikiran untuk mengubah budaya patriarki dan pandangan tradisional masyarakat Jawa melalui citra perempuan yang direpresentasikan Suparto Brata.
Sehubungan dengan hasil penelitian, disarankan kepada guru agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu acuan, dalam melaksanakan proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya dalam mengapresiasikan karya sastra, Bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan, serta masukan pengetahuan terkait mata kuliah sastra Indonesia, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan penelitian ini sebagai dasar atau referensi penelitian lebih lanjut dari novel yang berbeda tingkat kedalamannya atau ruang lingkup yang lebih luas. Bagi pembaca, penelitian ini dapat digunakan sebagai perenungan. Tokoh perempuan dalam novel merupakan inspirasi dan dapat dijadikan sebagai bahan perenungan bagi kaum perempuan, khususnya perempuan Indonesia untuk selalu tetap menjaga kelestarian dan mengembangkan budaya melalui sikap, tingkah dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
| SB00000T | KKI 410 sar c/s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain