Electronic Resource
Struktur Cerita Malin Kundang, Pulau Belumbak, Pulau Kapal, Batu Bangga dalam Kajian Strukturalisme Levi-Strauss
Legenda Malin Kundang, Pulau Belumbak, Pulau Kapal, dan Batu Bangga merupakan cerita rakyat yang hidup dan berkembang di wilayah Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Kep. Bangka Belitung, dan Sulawesi Tengah dalam bentuk lisan. Namun yang penulis kaji sudah berbentuk tulisan yang terdapat dalam Buku Kumpulan Cerita Rakyat Asli Nusantara. Karena cerita rakyat dari suku yang berbeda, maka tidak menutup kemungkinan akan adanya suatu perbedaan dan versi cerita dari tiap-tiap daerah yang berbeda. Perbedaan-perbedaan yang muncul diantaranya pada struktur cerita atau pada hal yang mereka legendakan, sehingga menjadikan legenda cerita ini perlu dan menarik untuk diteliti.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan struktur legenda cerita Malin Kundang, Pulau Belumbak, Pulau Kapal dan Batu Bangga yang ada di Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Kep. Bangka Belitung, dan Sulawsi Tengah. (2) mengetahui fungsi legenda cerita Malin Kundang, Pulau Belumbak, Pulau Kapal dan Batu Bangga .
Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskripsif kualitatif yang menggambarkan sesuatu kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan secara jelas dan terperinci mengenai struktur cerita Malin Kundang, legenda Pulau Belumbak, Pulau Kapal dan Batu Bangga. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan strukturalisme model Levi-Strauss. Data penelitian ini adalah legenda Malin Kundang, Pulau Belumbak, Pulau Kapal dan Batu Bangga yang didapat dari 108 Kumpulan Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur legenda cerita Malin Kundang, Pulau Belumbak, Pulau Kapal dan Batu Bangga dibangun atas oposisi tokoh, Anak, Ibu dan Ayah, yang diawali dengan membuat unit-unit naratif, kemudian dibagi ke dalam episode-episode untuk menemukan persamaan dan perbedaan ceriteme dan juga oposisinya. Melalui unit-unit naratif, versi legenda tersebut dapat dijadikan dalam satu rekonstruksi cerita yang menghasilkan enam belas unit naratif dan juga beberapa variasinya. Fungsi legenda cerita Malin Kundang, Pulau Belumbak, Pulau Kapal dan Batu Bangga dikaji dengan menggunakan teori fungsi Van Peursen dan menghasilkan fungsi yang terdiri dari (1) adanya kekuatan-kekuatan ajaib, dibuktikan ketika sang ibu mengutuk anaknya menjadi batu. (2) dapat memberikan jaminan hidup dimasa kini, dibuktikan pada zaman sekarang anak-anak tidak berani berbuat durhaka terhadap orang tua kandungnya sendiri. (3) memberi pengetahuan kepada dunia, dibuktikan dengan asal mula terjadinya legenda.
Berdasarkan struktur dan fungsi cerita legenda Malin Kundang, Pulau Belumbak, Pulau Kapal dan Batu Bangga maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara keduanya memiliki keterkaitan satu sama lain. Dengan mencari persamaan dan perbedaan untuk menemukan variasi yang baru dari cerita-cerita rakyat diberbagai daerah dengan suku yang berbeda dengan memiliki motif hampir sama, tetapi berbeda pengembangan cerita, merupakan suatu cara untuk pengenalan budaya masyarakat Nusantara yang beragam.
Saran, (1) guru dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang secara khusus dalam pengajaran tentang cerita rakyat. (2) peneliti berikutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk dapat dikembangkan, dengan melakukan penelitian lanjutan. Penelitian yang dimaksud adalah struktur legenda Malin Kundang, Pulau Belumbak, Pulau Kapal, dan Batu Bangga model Kajian Strukturalisme Levi Strauss dalam kumpulan cerita rakyat nusantara ataupun karya sastra lainya.
SB00147S | kki 410 EMA s/s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain