Electronic Resource
Bentuk dan Fungsi Panyandra dalam Wacana Kepewaraan Pernikahan Adat Jawa di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang
Pencandraan/panyandra merupakan salah satu ragam bebas yang menggambarkan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, orang, dan barang menggunakan bahasa yang indah. Pencandraan/panyandra ini seakan menjadi syarat mutlak dalam prosesi resepsi pegantin Jawa, pencandraan/ panyandra dilakukan oleh pranata adicara (Suwarna, 2009: 31).
Pranata adicara cenderung mengunakan komunikasi satu arah, hal ini disebabkan pranata adicara menggunakan bahasa Kawi dalam menginformasikan segala sesuatu yang terjadi dalam prosesi upacara kepada para tamu sedangkan para tamu tidak mengerti. Justru orang lebih senang tidak mengerti maksud yang dibicarakan oleh Pranata adicara karena menggunakan bahasa Kawi, apabila menggunakan bahasa Indonesia orang tidak senang karena mengurangi nilai adat Jawa dalam prosesi pernikahan. Pencandraan/panyandra adalah narasi indah yang dituturkan oleh pranata adicara untuk mendeskripsikan sesuatu yang tampak secara konkret (Suwarna, 2009:62). Peneliti tertarik menganalisis bentuk dan fungsi panyandra dalam wacana kepewaraan pernikahan adat Jawa, karena tidak semua orang tahu khususnya orang Jawa sendiri. Dengan demikian, penelitian dapat dimanfaatkan sebagai pelengkap dalam pengembangan ilmu bahasa khususnya bahasa daerah, dan melestarikan budaya Jawa. Peneliti melakukan penelitian yang berjudul Bentuk dan Fungsi Panyandra dalam Wacana Kepewaraan Pernikahan Adat Jawa di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi panyandra dalam wacana kepewaraan pernikahan adat Jawa di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan bentuk (simbol) panyandra dalam wacana kepewaraan pernikahan adat Jawa di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang, dan (2) mendeskripsikan fungsi panyandra dalam wacana kepewaraan pernikahan adat Jawa di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang.
Penelitian ini berusaha mengungkapkan sastra lisan yang merupakan sebuah adat istiadat suku Jawa, yaitu bentuk dan fungsi panyandra dalam wacana kepewaraan pernikahan adat Jawa di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Untuk meneliti bentuk dan fungsi panyandra dalam wacana kepewaraan pernikahan adat Jawa di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang digunakan metode deskriptif kualitatif. Penggunaan metode ini didasari beberapa alasan sebagai berikut: (1) penelitian ini menonjolkan peran latar alami, yaitu data diambil dari konteks yang sebenarnya, (2) data penelitian bersifat deskriptif, yakni berupa teks wacana kepewaraan (panyandra) yang digunakan dalam pernikahan adat Jawa, dan (3) penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data, pada penelitian ini menggunakan teknik bebas libat cakap dan teknik rekam menggunakan videotape sebagai alat perekam (Sudaryanto dalam Ursula, 2010:64).
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa bentuk panyandra dalam wacana kepewaraan pernikahan adat Jawa berupa simbol-simbol yang ada dalam panyandra siraman, panyandra tamu, panyandra pinanganten putri, panyandra pinanganten kakung, panyandra pager bagus, pager ayu, panyandra balang gantal, panyandra salaman pinanganten, panyandra wiji dadi, panyandra sindur binayang, panyandra timbang pangkon, panyandra tanem jeru, panyandra kacar-kucur, panyandra dhahar kembul, panyandra ngunjuk tuyo wening, panyandra jemput besan, panyandra sungkeman. Fungsi panyandra yang ada dalam wacana kepewaraan pernikahan adat Jawa adalah: (1) fungsi poetik terdapat dalam panyandra siraman, panyandra pager bagus dan pager ayu, panyandra balang gantal, panyandra salaman pinanganten, panyandra ngunjuk tuyo wening, panyandra sungkem; (2) fungsi asertif panyandra tamu; (3) fungsi deklaratif panyandra tamu, panyandra pinanganten putri, panyandra pinanganten kakung, panyandra wiji dadi, panyandra sindur binayang, panyandra timbang pangkon, panyandra tanem jeru, panyandra dhahar kembul, panyandra jembut besan, panyandra sungkem; (4) fungsi informatif panyandra tamu, panyandra pinanganten putri, panyandra pager bagus dan pager ayu, panyandra; dan (5) fungsi direktif panyandra kacar-kucur.
SB00118S | KKI 410 MER b/s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain