Electronic Resource
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Pacet Pada Materi Lingkaran. Skripsi, Program Studi Matematika
Selama ini pembelajaran yang diterapkan oleh guru adalah pembelajaran konvensional. Dimana pada pembelajaran konvensional, kemampuan akademik siswa yang heterogen jarang diperhatikan oleh guru. Guru menganggap seluruh siswa di dalam kelas mempunyai kemampuan akademik yang relative sama. Hal ini akan mengakibatkan siswa yang berkemampuan menengah dan rendah cenderung pasif, hanya mendengarkan penjelasan dan informasi dari guru.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan metode pembelajaran yang tepat. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dianggap tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adalah Pembentukan kelompok yaitu membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll). Presentasi Kelas yaitu secara klasikal guru memberikan pembelajaran di depan kelas kemudian siswa diminta untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Kerja kelompok yaitu guru memberikan tugas kepada tiap kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang lebih pintar menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. Kuis yaitu merupakan tes formatif dengan tujuan mengetahui keberhasilan siswa (individu) setelah diskusi selesai. Pada saat mengerjakan kuis tidak boleh saling membantu. Skor peningkatan individu yaitu merupakan perbandingan antara skor awal dengan skor akhir. Penghargaan kelompok yaitu merupakan predikat kepada masing-masing kelompok.
Pemecahan masalah adalah proses atau cara dalam menyelesaikan masalah. Menurut Polya, yang dikutip Djamarah dan Zain (2000) kegiatan pemecahan masalah terdapat empat langkah yang harus dilakukan yaitu: Memahami masalah, yakni mengetahui apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Merencanakan pemecahannya, yakni menentukan bagaimana cara menyelesaikan dan mencari hubungan antara data yang diketahui dengan apa yang ditanyakan. Menyelesaikan masalah sesuai rencana langkah kedua, yakni melaksanakan rencana dengan melaksanakan prosedur dalam mencari solusi. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh (looking back), yakni melihat kembali jawaban atau solusi yang telah ditemukan.
Pembelajaran Matematika di Kelas VIII B SMP Negeri 2 Pacet Mojokerto ini kurang memberdayakan siswa dalam pembelajaran memecahkan masalah pada materi lingkaran. Guru menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran matematika di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh sang guru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Pacet setelah siklus II dilaksanakan, khususnya pada materi lingkaran. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor rata-rata tiap aspek pemecahan masalah yang dicapai siswa pada tes akhir siklus I dan setelah tes akhir siklus II, yaitu kemampuan siswa dalam memahami masalah dengan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan berdasarkan soal meningkat dari 58,82% menjadi 94,11%. Kemampuan siswa merencanakan pemecahan masalah, yaitu menentukan bagaimana cara menyelesaikan dan mencari hubungan antara data yang diketahui dengan apa yang ditanyakan meningkat dari 73,52% menjadi 88,23%. Kemampuan siswa menyelesaikan masalah, yaitu memproses data sesuai dengan strategi yang dipilih dalam memecahkan masalah meningkat dari 67,64% menjadi 89,35%. Kemampuan siswa menyimpulkan hasil akhir dengan memeriksa kembali hasil yang diperoleh meningkat dari 50% menjadi 58,82%. Nilai rata-rata tes akhir siklus meningkat dari 58,62% menjadi 75,74%..dari siklus I ke siklus II.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain