Electronic Resource
Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Articulate Storyline Materi Pahlawan Mata Pelajaran IPS Kelas 4 Di SDN 1 Gedangan
Keterbatasan media pembelajaran atau media pendukung serta terabaikannya penggunaan media terhadap dunia pendidikan mengakibatkan pembelajaran kurang menarik perhatian terhadap kebutuhan siswa dalam belajar sehingga sangat mempengaruhi pada hasil belajar siswa. Sedangkan perkembangan teknologi pada saat ini yang semakin canggih diera digital 4.0 seorang guru harus lebih kreatif dalam penggunaan media dan dizaman teknologi saat ini semakin mempengaruhi tingkah laku manusia mulai dari cara berkomunikasi hingga cara mengajar guru ke peserta didik menggunakan bantuan teknologi Articulate Storyline. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan media interaktif berbasis Articulate Storyline, untuk mengetahui kelayakan, kepraktisan, keefektifan media interaktif berbasis Articulate Storyline pembelajaran IPS materi pahlawanku untuk kelas IV Metode penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan mengadaptasi pada model ADDIE dengan melalui lima tahap yakni : Analisis, desain, pengembangan, imbplementasi, dan evaluasi. Subjek pada ujicoba pada penletian ini ialah siswa kelas 4 SDN 1 Gedangan Kabupaten Malang. Intrumen pengumpulan data menggunakan angket,
wawancara tidak terstruktur, dan dokumentasi. Media pembelajaran interaktif yang akan diujikan melalui tahap validasi terdahulu oleh ahli media, ahli materi, ahli bahasa dan calon pengguna (guru) kemudian diujicobakan kepada siswa kelas IV SDN 1 Gedangan sebnyak 5 siswa. Teknik analisis menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian ini adalah media pembelajaran interaktif materi pahlawan kelas IV semester 1 mata pelajaran IPS. Hasil penelitian ini sesuai dengan model ADDIE yang dibagi 4 aspek yaitu pengembangan media Articulate Storyline, kelayakan media articulate storyline, kepraktisan media articulate storyline, keefektifan media articulate storyline. Tahap pengembangan ini mencangkup dua tahapan yaitu analisis dan mendesain produk. Tahap kelayakan produk dapat dilihat dari penilaian ahli media, ahli materi, ahli bahasa. Kepraktisan media dilakukan pada tahapan implementasi dengan penlaian yang diperoleh dari guru dan siswa. Keefektifan diperoleh dari pemberian soal pre test dan post test kepada siswa, sehingga dapat diperoleh penilaian hasil belajar siswa. Penilaian dari ahli media menadpatkan presentase 95%. Penilaian dari ahli materi mendapatkan presentase 80%. Penilaian dari ahli bahasa mendapatkan presentase 90%.
Penilaian calon pengguna mendapatkan presentase 96%. Nilai rata-rata siswa setelah mengunakan produk 94%. Berdasarkan paparan penelitian diatas, media interaktif diaktegorikan “layak” atau “sangat baik” untuk digunakan diilapangan. Media interaktif ini dapat digunakan guru sebagai media pembelajaran, membantu siswa untuk belajar mandiri dan memberikan refrensi bagi peneliti lain dalam mengoptimalkan media berinovasi dan kreatif.
21345650/SB/2023 | KKI 372 CHA p/s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain