Hasil survei di Jawa Timur menunjukkan Indeks Kebahagiaan peternak ayam petelur (dalam skala 10) sebesar 7,36 dan Indeks Kebahagiaan peternak sapi perah 7,43. Angka tersebut lebih besar daripada Indeks Kebahagiaan Indonesia (dalam skala 100) sebesar 70,69 dan Indeks Kebahagiaan Provinsi Jawa Timur sebesar 70,8. Fakta ini membuktikan bahwa meskipun berpendapatan rendah, peternak adalah profesi yang bahagia. Hasil survei tersebut konsisten dengan survei serupa di berbagai negara bahwa orang-orang yang berprofesi sebagai petani, termasuk peternak, nelayan, dan pekebun, adalah kelompok masyarakat yang bahagia. Indeks kebahagiaan petani Thailand mencapai 82,6 (Sangat Bahagia) (BAAC, 2018). Di Malaysia, meskipun hidup dengan pendapatan rendah, petani merasa bahagia dan bangga berprofesi sebagai petani (Kamaruddin et al., 2013). Di AS, 99,0% petani Ohio dilaporkan bahagia dengan keseluruhan kualitas hidupnya (Windon et al., 2014). Di Inggris, Indeks Kebahagiaan tertinggi ditemukan pada penduduk yang bekerja di sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan (Khaleeli, 2012). Survei yang dilakukan di Perancis tentang “Profesi yang membuat Anda bahagia” menempatkan petani di urutan kedua (Bahrmann, 2015). Di India, peternakan merupakan sumber kebahagiaan penduduk (Mandal et al., 2006). Di Ghana, 70% petani yang berpenghasilan rendah juga merasa bahagia (Yakubu & Aidoo, 2015). Sosiolog Ann Paddy (2001) mengatakan, “Kebahagiaan suatu bangsa itu ibarat pohon, pertanian adalah akarnya, perdagangan dan industri adalah cabang dan daunnya. Jika akarnya dicabut, maka cabangnya akan mati dan daunnya berguguran”.