Electronic Resource
Konstruksi Sosial Konservasi Apel Pekarangan Di Desa Gubuk Klakah
Pemahaman tentang apel pekarangan diperlukan adanya konstruksi atas realitas yang terbangun oleh masyarakat tentang bagaimana konservasi apel dapat bertahan dan memiliki manfaat dalam kehidupan. Apel (Malus sylvestris) adalah salah satu keanekaragaman Indonesia yang tumbuh diwilayah Malang dan sekitarnya, apel menyebar karena introduksi bangsa Eropa pada masa penjajahan dan mulai dibudidayakan secara intensif sejak tahun 1960 sebagai komoditas masyarakat. Selain dikebun apel, apel sering kali ditanam dipekarangan rumah warga. Masyarakat desa menanam apel dipekarangan rumah disepanjang jalan jalur wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Tujuan dilakukanya penelitian untuk mengetahui bagaimana proses konstruksi konservasi apel pekarangan. Tentang bagaimana proses konstruksi terjadi, yang melalui tiga skema dialektis stimultan yaitu; eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Serta menentukan distribusi spasial lokasi persebaran konservasi apel pekarangan di Desa Gubuk Klakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Dengan menentukan titik persebaran dan dianalisis menggunakan tetangga terdekat.
Metode yang digunakan kualitatif dengan pendekatan konstruktif. Pada penelitian ini, peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun oleh individu secara sosial. teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dengan 14 informan masyarakat petani apel pekarangan. observasi juga dilakukan untuk memperoleh titik lokasi persebaran dengan cara ploting titik koordinat mengunakan GPS esensial setelah itu diolah dengan menggabungkan antara sumberdata lain melalui wawancara.
Hasil Penelitian ini mengenai, eksternalisasi yang diadaptasi dari berbagai faktor penyebab yaitu adaptasi terhadap kekosongan lahan, adaptasi terhadap kemiringan lahan, adaptasi terhadap permasalahan ekonomi. Objektivasi masyarakat dapat menerima konservasi apel pekarangan terhadap nilai-nilai yang muncul dalam menjalankan konservasi apel pekarangan, nilai yang muncul merupakan pandangan masyarakat bahwa konservasi apel bernilai ekonomi, bernilai estetis, dan bernilai ekologis. Internalisasi masuknya pemahaman baru tentang konservasi apel pekarangan melalui dua sosialisasi, sosialisasi primer melalui orang tua, serta sosialisasi sekunder melalui pembelajaran ke daerah Nongkojajar, belajar dari tetangga, belajar dari perangkat desa, serta belajar dari kelompok tani. Berdasarkan analisis tetangga terdekat menunjukkan bahwa pola persebaran konservasi apel pekarangan di Desa Gubuk Klakah memiliki pola sebaran seragam (uniform).
| 2132633/SB/2020 | KKI 910 MUN k/s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain