Electronic Resource
Tuturan Imperatif Bahasa Jawa Dialek Malang
Kata kunci: Bentuk penanda, tuturan, bahasa Jawa
Bahasa memiliki keunikan dalam tuturannya. Keunikan tersebut terdapat pada bentuk dan makna. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan makna tuturan imperatif yang terdapat dalam tuturan Bahasa Jawa Dialek Malang.
Metode dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah berupa kalimat bahasa Jawa dialek Malang. Teknik pengumpulan data yaitu dengan mengobservasi, merekam percakapan masyarakat Malang, mencatat hasil percakapan. Teknik pengolahan data yaitu dengan mentranskripsi data, menyeleksi data dengan memilih data yang diperlukan dan membuang data yang tidak diperlukan, kodefikasi data, dan menganalisis data.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa bentuk penanda pada bahasa Jawa dialek Malang tergolong menjadi empat yakni -en, -na, -ana dan -a yang melekat pada kata dalam sebuah kalimat pada dasarnya merupakan pemarkah imperatif dalam bahasa Jawa. Meskipun keempat sufiks tersebut menyatakan kalimat imperatif, keempatnya memiliki perbedaan dalam penggunaannya. Sufiks -en dan -a sebagai keuntungan orang pertama menyuruh orang kedua, sufiks -ana menunjuk keuntungan dimana orang pertama menyuruh orang kedua melakukan sesuatu untuk orang ketiga, dan sufiks -na yang mendapatkan keuntungan adalah orang pertama dimana menyuruh lawan bicaranya untuk dirinya sendiri.
Sejauh pengetahuan penulis, hal ini masih menjadi masalah bagi pembelajar bahasa Jawa dalam menuangkan kalimat perintah menggunakan empat sufiks tersebut dalam bahasa Jawa. Sehingga hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pembaca untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut.
2132382/SB/2020 | KKI 410 RAH t/s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain