Electronic Resource
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Mind Mapping Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Presentasi Belajar Siswa Kelas X Multimedia Smk YBPK Pare Tahun Ajaran 2019/2020
Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran fisika adalah rendahnya keterampilan proses sains (KPS) siswa yang berakibat pada prestasi belajar siswa rendah. Hal itu juga dialami oleh siswa kelas X Multimedia SMK YBPK Pare. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dapat mengatasi persoalan tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan KPS dan prestasi belajar adalah penerapan pembelajaran Inkuiri Terrbimbing berbantuan Mind Mapping. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Multimedia SMK YBPK Pare Tahun Ajaran 2018/2019”
Ada pun rumusan masalah penelitian adalah: 1) Bagaimanakah kualitas pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan mind mapping dalam meningkatkan meningkatkan keterampilan proses sains dan prestasi belajar? Bagaimanakah pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan mind mapping dapat meningkatkan keterampilan proses sains? Bagaimanakah pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan mind mapping dapat meningkatkan prestasi belajar? Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau PTK.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) persentase keteralaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan mind mapping pada siklus I adalah 80,9% berada pada kualifikasi “Baik” dan pada siklus II adalah 92,8% berada pada kualifikasi “Sangat Baik”. Terjadi peningkatan secara kuantitatif sebesar 11,9% dan secara kualitatif terjadi peningkatan dari kategori “Baik” menjadi “Sangat Baik”. 2) Nilai rata-rata kemampuan keterampilan proses sains (KPS) siklus I adalah 62,8% kualifikasi “Cukup Baik” dan siklus II adalah 82,3% kualifikasi “Baik”. Terjadi peningkatan secara kuantitatif sebesar 19,5% dan seacara kualitatif meningkat dari kualifikasi “Cukup Baik” menjadi “Baik. 3) Prestasi belajar yang ditinjau dari rata-rata kelas pada pra siklus adalah 59,5% kualifikasi “Cukup Baik” dan siklus I adalah 70,2% terjadi peningkatan secara kuantitatif sebesar 10,7%. Rata-rata kelas pada siklus II adalah 82,1% kualifikasi “Baik” serta mengalami peningkatan secara kuantitatif sebesar 11,9% dari siklus I dan secara kualitatif meningkat pada kualifiaksi “Baik”. Sedangkan prestasi belajar siswa ditinjau dari ketuntasan belajar pada pra siklus I ketuntasan belajar adalah 28,6% kualifikasi “Kurang Baik” dan siklus I adalah 57,1% kualifikas “Cukup Baik”. Terjadi peningkatan secara kuantatif di siklus I yaitu 28,5% dan secara kualititatif menjadi “Cukup Baik”. Ketuntasan belajar siklus II adalah 89,3% kualifikasi “Baik”. Terjadi peningkatan tingkat ketuntasan belajar secara kuantatif di siklus II yaitu 32,2% dan secara kualitatif meningkat menjadi “Baik”.
2132029/SB/2019 | Sai p | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain