Electronic Resource
Gaya Bahasa Kisan Dalam Antology Puisi Doa Untuk Cucu Karya W.S Rendra
Gaya bahasa kiasan yang digunakan W.S Rendra penuh kritik pedas dalam menggambarkan kondisi sosial dan politik dalam negeri. Secara khusus peneliti mendeskripsikan gaya bahasa kiasan (1) simile, (2) metafora, dan (3) personifikasi dalam antologi puisi Doa Untuk Anak Cucu didukung dengan teori yang relevan tentang puisi dan gaya bahasa kiasan menurut para ahli.
Metode yang digunakan deskritif analisis. Sumber data dari antologi puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S Rendra terbitan PT Bentang Pustaka, cetakan 2016. Instrument penelitian menggunakan human instrument dengan alat/fasilitas berupa kartu data. Teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi dengan memahami buku-buku referensi, mengadakan pencatatan data yang relevan pada kartu data dan mendeskripsikan data tersebut berupa kutipan kata atau kalimat sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti.
Hasil penelitian dan pembahasan yaitu (1) gaya bahasa kiasan simile cenderung menggunakan kata pembanding “seperti” untuk menggambarkan adanya kesenjangan yang terjadi politik dalam negeri dan krisis perekonomian; (2) gaya bahasa kiasan metafora dari konkret ke abstrak menggambarkan permasalahan dalam negeri serta menyuarakan kritik pedas untuk bangsa Indonesia pada era reformasi hingga era baru; (3) gaya bahasa kiasan personifikasi menggunakan kata pembanding binatang tikus dan gajah menggambarkan perilaku manusia yang berperilaku tidak adil, menggerogoti hak asasi rakyat dan berperilaku sewenangwenang menguasai segala hal. Selain itu fenomena alam yang memberontak meresahkan makhluk hidup di bumi berupa bencana, kerusakan, jeritan-jeritan (bising), dan suasana mencekam.
Peneliti menyarankan (1) bagi guru Bahasa Indonesia sebagai media pembelajaran sastra yang sesuai dengan kurikulum 2013 pada siswa SMP kelas VIII dan siswa SMA kelas X, (2) menambah khasanah penelitian kesusastraan Indonesia dalam memahami gaya bahasa kiasan, khususnya karya sastra puisi, (3) penelitian lain dapat meneliti gaya bahasa kiasan selain yang diteliti, saran untuk peneliti lanjutan menggali lebih dalam unsur-unsur pembangun puisi lainya misalnya: Diksi, Imajinasi, Kata konkret, Gaya bahasa kiasan yaitu (1) Hiperbola, (2) Sinekdoke, (3) Ironi, dan Gaya bahasa retoris.
2129790/SB/2018 | KKI 410 FIT g/s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain