Electronic Resource
Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas V Sd Islamic Global School Malang
Pembelajaran yang dilakukan di SDN 3 Senggreng pada Semester 1 tanggal 29 Oktober 2019, ada 11 dari 20 siswa yang tidak berkonsentrasi dan bersendau gurau sendiri ketika guru sedang menjelakan materi. Proses pembelajaran masih konvensional dan kurang bervariatif, guru juga kurang dalam menggunakan model-model pembelajaran yang inovarif, guru masih menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas, sehingga pembelajaran lebih berpusat pada guru. Tujuan penelitian ini antara lain adalah mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa dengan menggunakan model pembelajaran Brain-Based Learning dan model Whole Brain Teaching pada muatan IPA kelas V SDN 3 Senggreng Kecamatan Sumberpucung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian yaitu Pra-Experimental Designs dengan desain The Static Group Pretest-Posttest Design. Sampel yang digunakan terdiri dari kelas V sebanyak 43 siswa dengan rincian 21 siswa kelas VA sebagai kelompok eksperimen 1 dengan menggunakan model Brain-Based Learning dan 22 siswa kelas VB sebagai kelompok eksperimen 2 dengan menggunakan model Whole Brain Teaching. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh data keterampilan berpikir kritis siswa berupa pretest dan posttest.
Hasil penelitian melalui uji hipotesis yang menggunakan uji-t dengan |t_hitung | sebesar 2,127 dan 2,122, lebih besar ttabel (> 2,020) dan nilai signifikasi 5% menunjukkan bahwa nilai 0,039 dan 0,040 lebih kecil dari 0,05 atau dapat ditulis 0,039 < 0,05 dan 0,040 < 0,05 maka H0 ditolak Ha diterima, artinya ada perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa pada muatan IPA dengan menggunakan model Brain-Based Learning dan dengan model Whole Brain Teaching.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis pada muatan IPA kelas V yang menggunakan Whole Brain Teaching lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan Brain-Based Learning. Oleh karena itu diharapkan untuk guru dapat melaksanakan pembelajaran yang inovatif sehingga mampu menstimulus kinerja otak siswa terhadap materi yang disampaikan.
2127155/SB/2017 | KKI 372 LES p/s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain