Electronic Resource
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Keaaktifan dan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas X TSM I SMK PGRI Singosari
Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di SMK PGRI Singosari, diketahui bahwa hasil belajar siswa X TSM I masih relatif rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas X TSM I untuk mata pelajaran Fisika sebesar 63,7. Prestasi belajar yang rendah ini disebabkan oleh metode pembelajaran yang diterapkan masih menggunakan metode ceramah, diskusi kelompok kecil, dan tanya jawab. Metode-metode ini membentuk siswa menjadi pasif dan tidak memberikan cukup ruang pada siswa untuk berkreativitas. Siswa juga kurang semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada saat proses belajar mengajar siswa tampak bosan, mengantuk, sering tidak memperhatikan penjelasan guru, dan siswa cenderung santai dalam diskusi kelompok karena kurangnya tanggung jawab individu yang dimilikinya. Model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk lebih dapat mengaktifkan siswa salah satunya adalah model pembelajaran Two Stay Two Stray(TSTS). Model pembelajaran Two Stay Two Stray merupakan model pembelajaran kooperatif yang memungkinkan siswa untuk saling bekerja sama dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa kelas X TSM I SMK PGRI Singosari, 2) mengetahui peningkatan prestasil belajar siswa kelas X I SMK PGRI Singosari adalah jenis penelitian tindakan kelas(PTK) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian tindakan kelas peneliti terlibat langsung dalam seluruh proses penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan data. Kegiatan pembelajaran terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengambilan data dilaksanakan dengan observasi, tes tulis dan angket. Penelitian dilaksanakan di kelas X TSM I SMK PGRI Singosari dengan jumlah siswa 28 orang, pada materi Gerak dan Gaya.
Proses pembelajaran yang digunakan meliputi 8 indikator pembelajaran. Temuan penelitian dalam siklus I dan siklus II adalah (a) peningkatan proses belajar fisika siswa pada siklus I mencapai prosentase 43,11% dan pada siklus II adalah 79,71%, (b) dilihat dari persentase ketercapaian prestasi belajar siswa pada siklus I mencapai 75,83% meningkat menjadi 89,84% pada siklus II, (c) hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu pada aspek afektif. Peningkatan aspek afektif siswa juga meningkat dari siklus I dan II yaitu sebesar 65,4% dan 73,2%.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan beberapa hal sebagai berikut.
Pembelajaran kooperatif model Two Stay Two Stray (TSTS) baik untuk diterapkan karena disamping mengandalkan kemampuan siswa untuk berinteraksi dengan temannya dalam membantu menguasai materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif model Two Stay Two Stray (TSTS) juga membantu siswa untuk memiliki beberapa keterampilan sosial seperti bekerjasama, berbagi tugas, mendengarkan pendapat orang lain, menghargai pendapat orang lain, kemampuan bertanya dan lain-lain yang sangat jarang diberikan dalam penerapan pembelajaran tradisional. Hendaknya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk model Two Stay Two Stray (TSTS) dengan materi pelajaran yang berbeda serupa dengan materi yang telah diambil penulis, juga dalam pembelajaran model dua tinggal dua tamu ini guru perlu merencanakan waktu pembelajaran dengan tepat agar proses pembelajaran fisika berjalan efektif dan efisien.
2124959/SB/2017 | KKI 530 MUN p/s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain