Electronic Resource
Bentuk Dan Fungsi Sarkasme Dalam Percakapan Di Lingkungan Terminal Bayuangga Probolinggo
Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana bentuk sarkasme dalam percakapan di Lingkungan Terminal Bayuangga Probolinggo, (2) Fungsi sarkasme dalam percakapan di Lingkungan Terminal Bayuangga Probolinggo, (3) persepsi penyimak bahasa yang berasal dari luar lingkungan terminal terhadap bentuk dan fungsi sarkasme dalam percakapan di Lingkungan Terminal Bayuangga Probolinggo. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk dan fungsi dalam percakapan oleh pelaku di terminal, (2) mencari tahu ragam bahasa yang digunakan oleh pelaku terminal, (3) mengetahui persepsi penyimak bahasa dari lingkungan terminal terhadap bentuk dan fungsi percakan oleh pelaku terminal.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif . Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan pragmatik. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dialog dalam percakapan di Lingkungan Terminal Bayuangga Probolinggo. Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang mengandung tindak tutur sarkasme. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tekhnik rekam, tekhnik catat, tekhnik observasi dan tekhnik wawancara. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan pragmatis. Metode penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini adalah penyajian secara formal dan informal.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan beberapa hal. Ditemukan beberapa ujaran yang memuat tindak tutur sarkasme. Berbagai ragam bentuk dan fungsi sarkasme yang terjadi di lingkungan terminal, khususnya Terminal Bayuangga Probolinggo. Sarkasme tersebut seolah sudah menjadi suatu budaya di lingkungan terminal, misal teriakan-teriakan, bertutur dengan intonasi yang keras, sebutan panggilan yang kasar (misal: jancok, patek, kakeh, moseng, dan lain sebagainya). Namun hal tersebut sesuai dengan lawan tutur dan situasi tutur tertentu, mempunyai fungsi tersendiri oleh para pelaku terminal untuk mencari nafkah atau sebagai simbol keakraban bagi warga terminal. Terkadang secara tidak langsung, di lingkungan terminal memang mudah sekali dalam pembawaan hati untuk emosi atau mudah marah, hal ini disebabkan oleh faktor situasi dan kondisi yang terjadi di terminal, yang tiada waktu tanpa sarkasme.
Saran bagi peneliti selanjutnya adalah agar dapat mengembangkan penelitian mengenai tindak tutur yang terjadi dalam percakapan sehari-hari sehingga dapat memperluas pengetahuan mahasiswa dalam membuat penelitian.
| 2119044/SB/2015 | KKI 410 SUS b/s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain