Electronic Resource
Penggunaan Alih Kode Campur Kode Bahasa Dalam Keluarga Kawin Campur (Jawa-Banjar)
Penelitian yang melihat kondisi pada era globalisasi, beragam suku dan bahasa yang ada di negara Indonesia, menjadikan masyarakatnya bilingualisme.
Banyak faktor yang menjadikan bilingualisme, selain migrasi disebakan pula oleh adanya kawin campur. Dengan adanya kawin campur inilah yang menuntut
seseorang untuk beralih bahasa ke bahasa yang berlaku pada lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Dalam situasi seperti itulah dapat memunculkan peralihan bahasa yang disebut alih kode dan campur kode. Penelitian ini hanya membahas tentang (1) bentuk dan faktor penyebab terjadinya alih kode, dan (2) bentuk campur kode. Keduanya ditekankan pada lingkungan keluarga kawin campur (Jawa-Banjar)
Peneliti menggunakan teori oleh Kunjana (2001:67) , alih kode yang terdiri dari Alih Kode yang Berwujud Alih Bahasa, Alih Kode yang Berwujud Ragam Bahasa, Alih Kode yang Berwujud Alih Tingkat Tutur. Selain itu terdapat juga alih kode antarkalimat dan alih kode intrakalimat. Untuk campur kode yaitu
penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata, penyisipan unsur-unsur yang berwujud frasa, dan penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa.
Penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode yang menganalisis data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis dan bukan angka.
Penelitian yang menganalisis sebuah ujaran atau bahasa yang mengalami peralihan. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa ujaran atau percakapan antaranggota keluarga. Peneliti mengambil percakapan yang mengandung alih kode dan campur kode. Hanya 3 – 5 hari dalam 1 minggu, pada waktu pagi, siang, sore, dan malam. Mendapat 33 percakapan hasil rekaman dan 27 percakapan hasil nonrekaman yang mengandung alih kode dan campur kode.
Hasil penelitian, banyak ditemukan yaitu bentuk AKRR, AKA,dan AKI. Faktor penyebab terjadinya alih kode yaitu data yang berwujud alih bahasa yang disebabkan oleh lawan tutur sehingga terjadi peralihan tersebut. Campur kode juga banyak ditemukan yaitu CKK. Data yang jarang ditemukan yaitu AKTT,
sebab sebagian besar saat melakukan percakapan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Hal tersebut menunjukkan bahwa kawin campur dapat merubah atau bahkan menghilangkan B1 yang telah dimiliki oleh Ay (Banjar) sehingga menjadikan bahasa Indonesia berperan dominan.
2119036/SB/2015 | KKI 410 BUR p/s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain