Electronic Resource
Sistem Pendapatan Bagi Hasil dan Aktualisai Hubungan Kerja Komunitas Nelayan Dalam Membentuk Stratifikasi Sosial Masyarakat Pesisir di Desa Mandangin Sampang Madura ( Studi di Desa Mandangin Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang Madura )
Satuan masyarakat nelayan yang tinggal di pesisir dikenal dengan istilah Patron-Klien merupakan basis sosial masyarakat nelayan atau masyarakat pesisir. Relasi sosial Patron-Klien sangat dominan dan terbentuk karena karakteristik kondisi mata pencaharian, Sistem ekonomi, dan lingkungan. Hubungan-hubungan demikian terpola dalam kegiatan organisasi produksi penangkapan ikan, aktivitas pemasaran, dan hubungan sosial yang telah dijalin antara Patron-klien. Artinya pola-pola tersebut akan terbentuk dengan sendirinya dan membentuk lapisanlapisan dalam masyarakat nelayan hal tersebut dapat dilihat dari sistem pendapatan dan pola-pola hubungan kerja yang mereka bentuk. Sehingga para klien/buruh cenderung mempunyai pendapatan yang lebih sedikit daripada pemilik modal dan para patron itu sendiri karena dalam hal ini patron dan pemilik modal sebagai pihak yang berkuasa. Dari realitas tersebut antara Patron dan Klien terbentuk hubungan yang tidak setara yang terjalin secara perorangan antara Patron(juragan) pemilik modal, dan Klien (buruh). Hal itu pula yang akan mempengaruhi kedudukan atau stratifikasi sosial masyarakat nelayan itu sendiri. Berangkat dari permasalahan di atas maka dilakukan sebuah penelitian dengan beberapa metode yang dinilai relevan untuk menggali data, menganalisis dan menarik sebuah kesimpulan dari persoalan tersebut. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan kualitatif dan menggunakan literatur sebagai acuan dalam pembahasan serta melakukan kunjungan langsung pada obyek yang diteliti, yakni masyarakat nelayan di desa Mandangin. Adapun sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dari kedua data ini penulis berusaha mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan deskriptif yang bersifat eksploratif yaitu menggambarkan keadaan atau status fenomena. Berdasarkan analisa data penelitian yang dihasilkan dalam skripsi ini dapat disimpulkan: bahwa sistem bagi hasil usaha yang dilakukan oleh pemilik perahu, pemilik modal dan buruh nelayan yakni dari seluruh hasil penjualan diambil 15-20% oleh pemilik modal sisanya dibagi 3 bagian, 1 bagian diambil sang pemilik perahu dan 2 bagian diberikan kepada buruh nelayan. Yang 2 bagian untuk buruh nelayan ini dibagi lagi sesuai jumlah anggota nelayan yang ikut bekerja saat itu yang jumlahnya berkisar 25-45 orang. Maka dari sistem pendapatan bagi hasil tersebut dengan sendirinya membentuk strata terhadap kehidupan sosial masyarakat desa mandangin. yang mempunyai pendapatan tinggi (juragan) sebagai orang berkuasa maupun pemilik modal berada pada starata atas, dan yang mempunyai pendapatan rendah seperti buruh (pandiga) berada pada starata bawah. Hubungan kerja yang mereka bentuk adalah berdasarkan pinjaman ikatan yaitu anatara pemilik modal dengan juragan tanpa bungan dan agunan apapun, sedangkan Patron (juragan) memberikan pinjaman kepada Klien (pandiga) dengan jumlah tertentu tanpa adanya bunga, ini suatu kontrak terikat agar pandiga tersebut tidak mudah pindah ke juragan lain. Juragan maupun pemilik modal merupakan pihak yang memiliki status yang lebih tinggi karena mereka berkuasa dalam perlengkapan alat produksi penangkapan ikan, sehingga timbul kesenjangan dan kedudukan yang tidak setara bagi buruh nelayan.
2115403/SB/2014 | 371,114 Rof s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain