Electronic Resource
Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Perilaku Asertif Siswa Kelas VIII Di MTs Negeri Jambewangi Blitar
Setiap individu bisa dikatakan berhasil apabila mempunyai kepercayan diri yang tinggi terhadap kemampuan yang di milikinya. Sebaliknya individu yang mempunyai kepercayaaan diri rendah akan terhambat dengan harapan tidak akan berkembang. Adapun gejala yang melatar belakangi tidak percaya diri adalah rasa minder atau rendah diri. Sedang orang yang berperilaku asertif akan mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara jujur, membuat respon yang diterima oleh sosial dan selalu memperhatikan perasaan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui kepercayaan diri siswa kelas VIII, 2) mengetahui perilaku asertif siswa kelas VIII, dan 3) untuk mengetahui adakah hubungan antara kepercayaan diri dengan perilaku asertif siswa kelas VIII MTs Negeri Jambewangi. Rancangan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 270 siswa, dari populasi yang terbagi menjadi delapan kelas diambil sampel dengan menggunakan tekniksampel acak sederhana (random sampling) sebanyak 80 siswa. Dengan teknik tersebut diperoleh sampel setiap satu kelas yaitu sebanyak 10 siswa. Data penelitian yang dilancarkan yaitu menggunakan angket dan analisis data menggunakan teknik persentase. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan hal-hal sebagai berikut: diketahui bahwa tingkat kepercayaan diri sangat tinggi sebanyak 15% (12 siswa), kepercayaan diri tinggi sebanyak 40% (32 siswa), kepercayaan diri rendah sebanyak 36,25% ( 29 siswa), kepercayaan diri sangat rendah sebanyak 8,75% (7 siswa). maka analisis hasil data diketahui 55% siswa memiliki kepercayaan diri tinggi dan 45% siswa memiliki kepercayaan diri rendah. Sedang untuk perilaku asertif diketahui tingkat perilaku asertif sangat tinggi sebanyak 8,75% ( 7 siswa), perilaku asertif tinggi sebanyak 28,75% (23 siswa), perilaku asertif rendah sebanyak 42,5% (34 siswa), perilaku asertif sangat rendah sebanyak 20%(16 siswa). maka analisis hasil data diketahui 37,5% siswa memiliki perilaku asertif tinggi dan 62,5% siswa memiliki perilaku asertif rendah. Dengan temuan penelitian tersebut penulis berkesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan dan mempunyai arah korelasi yang positif antara kepercayaan diri dengan perilaku asertif siswa kelas VIII di MTs Negeri jambewangi Blitar. Sedang saran yang dapat disampaikan yaitu: 1) kepala sekolah, hendaknya mampu membuat kebijakan pengembangan pelaksanan program bimbingan dan konseling disekolah,terutama bimbingan pribadi dan sosial. 2) konselor/Guru Bk, hendaknya mampu menggunakan informasi pengalaman, pemahaman, dan menggunakan penelitian ini sebagai pengembangan pribadi siswa agar terbentuk kepercayaan diri dan perilaku asertif yang baik. 3) Guru, hendaknya para guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya menyampaikan materi saja, tetapi juga dapat membangun dan memotivasi anak sebagai upaya pengembangan kepercayaan diri dengan mengikutkan berbagai kegiatan untuk menguji keberanian dan ketegasan yang dilandasi kemauan atau kesadaran diri agar mampu berperilaku asertif. 4) bagi peneliti lain diharapakan dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya.
| 21345497/SB/2023 | KKI 410 NAD h/s | Perpustakaan Unikama | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain